Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pengikatan Kaki di China

Tradisi Pengikatan kaki adalah tradisi menghentikan pertumbuhan kaki perempuan zaman dahulu yang terjadi di China.Dalam bahasa Cina, pengikatan kaki disebut Chanzu (缠足), tetapi karena bentuknya yang menyerupai bunga lotus yang belum mekar, masyarakat Cina lebih mengenalnya dengan sebutan Jinlian (金莲) yang berarti Bunga Lotus Emas.
Tidak ada sumber tertulis yang mencatat sejak kapan tradisi ini dilakukan. Ada beberapa cerita rakyat dan legenda mengenai bagaimana tradisi yang menyakitkan ini dimulai. akan tetapi beberapa sumber menyatakan bahwa tradisi ini mulai berkembang pada masa Dinasti Tang / Tangchao (唐朝, 618-907) di abad ke-10.


Pengikatan kaki dilakukan dengan cara membalut kaki dengan ketat menggunakan kain sepanjang sepuluh kaki dengan lebar dua inchi, melipat empat jari kaki ke bagian bawah kaki dan menarik ibu jari kaki medekati tumit. Hal ini membuat kaki menjadi lebih pendek. Pembalut kaki semakin diketatkan dari hari ke hari dan kaki dipaksa memakai sepatu yang semakin kecil. Kaki harus dicuci dan dipotong kukunya karena kalau tidak akan membuat kuku-kuku kaki di kaki yang diikat menusuk ke dalam dan menimbulkan infeksi. Jika balutan terlalu ketat maka dapat timbul buku-buku di kaki yang harus dipotong dengan pisau. Kemudian kaki juga harus dipijat dan dikompres dingin dan panas untuk sedikit mengurangi rasa sakit. Pengikatan kaki membuat siklus darah tidak lancar sehingga dapat membuat daging kaki menjadi busuk dan kaki dapat mengeluarkan nanah. Semakin kecil kaki seorang gadis maka akan semakin cantik ia dipandang. Panjang kaki seorang gadis hanya berkisar 10-15 sentimeter saja.

Selanjutnya yaitu ibu dari wanita yang kakinya akan diikat, membuat sepasang sepatu yang panjangnya 1,5 -2,5 inci (± 4-7 cm). Sepatu ini dibuat menggunakan kain terbaik yang dapat disediakan oleh keluarga wanita tersebut. Sepatu ini biasanya berwarna merah, yang merupakan warna simbol keberuntungan. Upacara pengikatan kaki ini biasanya dimulai pada saat musim gugur, hal ini dia lakukan agar dinginnya musim dingin akan membuat kaki menjadi mati rasa pada bulan-bulan pertama pengikatan kaki. Waktu yang paling umum untuk melaksanakan proses pengikatan kaki ini adalah pada tanggal 24 bulan 8 penanggalan Cina, yang bertepatan dengan hari ulang tahun Dewi tak Dikenal “Dewi Kaki Kecil”, dewi pelindung pengikatan kaki. Pelaksanaan tradisi pengikatan kaki ini juga biasa dilakukan pada tanggal 19 bulan 2 penanggalan Cina, yang merupakan hari ulang tahun “Dewi Kuan Im” / Guanyin (观音) atau Dewi Welas Asih. Malam sebelum pengikatan kaki dilaksanakan, ibu dari wanita yang kakinya akan diikat tersebut, meletakkan sepatu yang telah ia buat di atas altar Dewi Kuan Im dan mempersembahkan bola-bola nasi ketan kepada Dewi Kaki Kecil. Selain itu mereka juga meletakkan buah-buahan dan kue sebagai persembahan kepada sang Dewi. Kemudian ia akan membakar dupa dan berdoa agar proses pengikatan kaki tersebut dapat menghasilkan kaki kecil yang sempurna. Kaki yang sempurna adalah kaki yang panjangnya 3 inci (7,5 cm). Kaki yang berukuran 3 inci akan mendapat julukan sancun jinlian (三寸金莲), atau Golden Lotus / Teratai Emas. 

Setiap dua atau tiga hari sekali, ikatan akan dibuka, kaki akan dicuci dan dipakaikan tawas, kemudian diikat kembali dengan lebih erat. Untuk membantu pembentukkan kaki, ibu “si gadis kecil” akan memakaikan sepatu yang mereka buat, kemudian memaksa “si gadis kecil” untuk berjalan berkeliling. Proses pengikatan ini terus akan terus menerus dilakukan hingga seorang wanita memiliki kaki yang dianggap sempurna tau mendekati sempurna.

Ciri-ciri utama dari kaki sempurna menurut masyarakat Cina pada masyarakat tradisional Cina antarta lain :
1. Panjang kaki tidak boleh lebih dari 3 inci
2. Jarak kelengkungan antara tumit dan telapak kaki harus sedalam 2-3 inci.
3. Telapak kaki harus tampak seperti perpanjangan kaki dan bukan tampak sebagai penopang tubuh.
Pengikatan kaki dimulai dari kalangan atas atau golongan terpandang. Hal ini membuat perempuan menjadi perempuan yang tergantung dan tidak berguna di luar rumah, menyulitkan bagi orang-orang miskin yang membutuhkan bantuan untuk mengolah sawah atau perkebunan. Pengikatan kaki kemudian menjadi syarat pernikahan. Laki-laki tidak akan menikahi perempuan yang kakinya tidak diikat. Sehingga anak perempuan haruslah diikat kakinya supaya dapat dinikahi terutama dengan laki-laki kalangan menengah ke atas. Seorang ibu harus mengikat kaki anak perempuannya sebab kalau tidak maka anak perempuannya hampir pasti tidak akan menikah. Pengikatan kaki bahkan menjadi lambang kesucian, bahwa sekali diikat (dikunci) maka tidak akan bisa dibuka seperti sabuk kesucian.

Pada tahun 1895, komunitas anti-pengikatan kaki mulai terbentuk di Shanghai yang kemudian menjalar ke kota-kota lain dan bahkan di luar negeri. Alasan utama menentang pengikatan kaki adalah penderitaan yang dirasakan oleh perempuan seumur hidupnya. Mereka mulai membuat daftar orang-orang yang tidak akan mengikat kaki anak-anak perempuan mereka dan tidak akan menikahkan anak-anak laki-laki mereka menikahi perempuan yang diikat kakinya sehingga para orang tua tidak perlu kuatir anaknya tidak dapat menikah. Akhirnya pada tahun 1911 melalui Revolusi Sun Yat Sen, tradisi pengikatan kaki benar-benar dilarang.

Sumber:
http://archive.kaskus.us/thread/3343351
http://retnodamayanthi.wordpress.com/2008/06/07/chinese-foot-binding-mengikat-kaki-china/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Feed her!