Lebaran Di Indonesia
Umat Islam di Indonesia menjadikan Idul Fitri sebagai hari raya utama. Tradisi yang biasanya ada yakni tradisi "mudik" atau pulang ke kampung halaman, tradisi bermaaf-maafan antar umat, dan juga tradisi berbagi tunjangan hari raya (THR) untuk anak-anak kecil. itu tradisi umum di berbagai daerah Indonesia. Namun ternyata tradisi yang berkembang tidaklah hanya sebatas itu saja. Di beberapa wilayah misalnya Pontianak, Kalimantan Barat kita dapat temui tradisi unik menjelang lebaran tiba.
Nah, di Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat setiap tahun menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran ada kegiatan khas yang pantang dilewatkan penduduk setempat, yaitu menyalakan Meriam Karbit. Tidak tanggung-tanggung, ratusan batang meriam yang berjejer di kedua belah tepian sungai Kapuas akan ditembakkan secara bergantian, layaknya sedang melakukan perang-perangan diantara dua kubu.
Namun meriam ini tidak menggunakan mesiu melainkan bahan peledaknya adalah senyawa kimia ‘karbit’ atau CaC2, sehingga lebih populer disebut sebagai Meriam Karbit.
Tentu saja suara dentuman yang dikeluarkan sedemikian memekakkan dan terdengar hingga ke seantero kota, bahkan penduduk yang rumahnya disekitar lokasi sudah mengantisipasi dengan menurunkan semua hiasan yang menempel di dinding rumah seperti figura foto jika tidak mau jatuh sendiri karena kerasnya getaran yang ditimbulkan!
Sejarah mencatat permainan meriam karbit erat kaitannya dengan berdirinya Kota Pontianak. Sultan Syarif Abdurahman Alkadri, pendiri Pontianak menembakkan meriam ke arah daratan. Ia ingin mengusir kuntilanak yang bergentayangan. Untuk mengenang hal itu, warga di tepian Sungai Kapuas membuat replika meriam dari batang kayu besar. Meriam itu diledakan dengan karbit dan disulutkan dengan nyala api. Tradisi ini bisa dijumpai mulai pekan kedua ramadan.
Tradisi di daerah lainnya pun tak kalah unik. Lain daerah lain kegiatan dalam menjalankan tradisi silaturahmi. Mungkin di daerah pulau Jawa kebanyakan orang hanya bersalam-salaman sambil meminta maaf. Namun, lain halnya dengan di daerah timur Indonesia atau daerah papua. Untuk urusan bermaaf-maafan harus dengan datang ke rumah yang bersangkutan, tidak hanya sekedar berkunjung tapi harus mau menyantap hidangan khas lebaran yang telah disediakan. Suatu hal yang tidak sopan jika menolak hidangan dari tuan rumah. Jadi, bayangkan saja jika kalian mengunjungi sepuluh rumah, siap-siap untuk berangkat dengan perut kosong daripada menolak pemberian tuan rumah.
Di Indonesia bagian barat sendiri juga memiliki tradisi unik yang tak kalah uniknya, yakni di Sumatera Barat. Usai dilaksanakannya salat Idul Fitri, serombongan anak-anak biasanya akan pergi berkeliling ke ke rumah tetangga mereka. Bukan untuk bermaaf-maafan atau makan ketupat lebaran, mereka datang ke rumah tetangga sekedar untuk mendapatkan salam tempel atau angpao dari si empunya rumah.
Usai salat Idul Fitri, rombongan anak-anak itu biasanya sudah berdiri di depan pintu rumah para tetangganya, sembari mengucapkan salam. Inilah tradisi manambang yang umumnya dilakukan anak-anak di Kota Padang dan di Sumatera Barat. Selain silaturahmi, mereka datang untuk mendapatkan salam tempel dari si empunya rumah. Menariknya, banyak dari tuan rumah justru tidak mengenal anak-anak yang datang bertamu tersebut. Pasalnya banyak dari mereka justru tidak berasal dari lingkungan sekitar.
Itulah sedikit contoh tradisi unik lebaran di Indonesia. Negara-negara lain selain Indonesia tak mau kalah unik dalam merayakan hari kemenangan Islam itu. Berikut ada beberapa tradisi yang tak kalah unik dari beberapa penjuru dunia:
1. Turki
Di Arab Saudi, tepatnya di Riyadh, umat Islam mendekorasi rumah saat Idul Fitri tiba. Sejumlah perayaan digelar seperti pagelaran teater, pembacaan puisi, parade, pertunjukan musik, dan sebagainya. Soal menu Lebaran, umat Islam di sana menyantap daging domba yang dicampur nasi dan sayuran tradisional. Hal ini juga terjadi di Sudan, Suriah, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.
3. Nigeria
Nigeria adalah negara sekuler yang dihuni oleh sejumlah besar umat Islam dan Kristen. Oleh karena itu, sebagian Muslim merayakan perayaan Idul Fitri, dimana banyak pula orang Kristen turut berpartisipasi. Di Nigeria, Idul Fitri dikenal sebagai “Sallah Kecil” dan umumnya orang saling menyapa dengan ucapan tradisional: “Barka Da Sallah,” yang berarti “Salam di Sallah” dalam bahasa Hausa. Umumnya di Nigeria, ketika Ied ditetapkan sebagai hari libur nasional yang ditetapkan selama dua hari. Banyak keluarga Muslim pulang ke kampung halaman masing-masing untuk mengunjungi keluarga dan kerabat.
5. Mesir
Begitu selesai shalat Id, warga Mesir bersama keluarga dan handai tolan rame-rame menuju ke tempat-tempat tamasya seperti kebun binatang dan taman untuk bersuka ria merayakan Lebaran. Kebun binatang Giza (tiga km dari pusat kota Kairo) sampai kewalahan menampung pengunjung pada hari pertama Lebaran. Menurut laporan jaringan radio dan televisi nasional Mesir, Sabtu, kebun binatang itu pada Lebaran hari pertama menerima sekitar 320 ribu pengunjung. Sementara itu, di taman-taman di sepanjang sungai Nil, ratusan ribu bahkan jutaan orang berjubel. Sorak sorai manusia di keramaian umum itu seolah merayakan kemenangan, setelah sebulan penuh berperang melawan hawa nafsu. Ibadah Ramadhan, menurut Syeikh Metwally Sha’rawi, merupakan ujian raga dan bathiniyah bagi ummat Islam untuk melawan hawa nafsu dan godaan setan terkutuk. Dan Idul Fitri, kata da’i kondang dan pakar tafsir Mesir ini, merupakan wujud kemenangan dan kebebasan setelah sebulan penuh bergelut melawan “hawa nafsu syaitaniyah”. munawar saman makyanie/antara kairo.
6. Asia Selatan
Di Bangladesh, India, dan Pakistan, malam sebelum Idul Fitri disebut Chand Raat, atau malam bulan. Orang-orang mengunjungi berbagai bazar dan mal untuk berbelanja, dengan keluarga dan anak-anak mereka. Para perempuan, terutama yang muda, seringkali satu sama lain mengecat tangan mereka dengan bahan tradisional hennadan serta memakai rantai yang warna-warni.
Di pagi Idul Fitri, setelah mandi dan bersih, setiap Muslim didorong untuk menggunakan pakaian baru, bila mereka bisa mengusahakannya. Sebagai alternatif, mereka boleh menggunakan pakaian yang bersih, yang telah dicuci. Orang tua dan anak laki-laki pergi ke masjid atau lapangan terbuka, tradisi ini disebut Eidgah, salat Ied, berterimakasih kepada Allah karena diberi kesempatan beribadah di bulan Ramadan dengan penuh arti. Setiap Muslim diwajibkan untuk membayar Zakat Fitri atau Zakat Fitrah kepada fakir miskin, sehingga mereka dapat juga turut merayakan hari kemenangan ini.
Setelah salat, perkumpulan itu dibubarkan dansetiap Muslim saling bertamu dan menyambut satu sama lain termasuk anggota keluarga, anak-anak, orang tua, teman dan tetangga mereka.
Sebagian Muslim juga berziarah ke makam anggota keluarga mereka untuk berdoa bagi keselamatan almarhum. Biasanya, anak-anak mengunjungi sanak keluarga dan tetangga yang lebih tua untuk meminta maaf dan mengucapkan salam.
Setelah bertemu dengan teman dan sanak keluarganya, banyak orang yang pergi ke pesta-pesta, karnaval, dan perayaan khusus di taman-taman (dengan bertamasya, kembang api, mercon, dan lain-lain). Di Bangladesh, India, dan Pakistan, banyak dilakukan bazar, sebagai puncak Idul Fitri. Sebagian Muslim juga memanfaatkan perayaan ini untuk mendistribusikan zakat mal, zakat atas kekayaannya, kepada orang-orang miskin.
Dengan cara ini, umat Muslim di Asia Selatan merayakan Idul Fitri dalam suasana yang meriah, sebagai ungkapan terima kasih kepada Allah, dan mengajak keluarga mereka, teman, dan para fakir miskin, sebagai rasa kebersamaan.
Umumnya, keluarga Muslim di Barat akan bangun sangat pagi sekali untuk menyiapkan makanan kecil. Setiap orang didorong untuk berpakaian formal dan baru. Banyak keluarga-keluarga yang memakai pakaian tradisional dari negara mereka, karena kebanyakan Muslim disana ialah imigran. Selanjutnya mereka akan pergi ke majlis yang paling dekat untuk salat. Salat itu bisa diadakan di masjid lokal, ruang pertemuan hotel, gelanggang, ataupun stadion lokal. Salat Idul Fitri sangat penting, dan umat Muslim didorong untuk salat Id memohon ampunan dan pahala. Setelah salat, ada kutbah dimana imam memberikan nasihat bagi jamaahnya dan biasanya didorong untuk mengakhiri setiap kebencian ataupun kesalahan lampau yang mungkin mereka punya. Setelah salat dan kutbah, para jamaah saling memeluk dan satu sama lain saling mengucapkan selamat Idul Fitri. Muslim di Amerika Utara juga merayakan Idul Fitri dengan cara saling memberi dan menerima hadiah kepada keluarga.
Festival ini telah berkembang dengan melibatkan puluhan ribu Muslim dan non-Muslim. Bahkan beberapa tamu penting hingga pejabat negara berkenan hadir sebagai tamu undangan. Sekarang festival ini telah diadopsi di banyak kota di Australia.
Itulah ulasan unik tradisi di beberapa belahan dunia. Sebelum mengakhiri postingan blog ini, saya Imas Mega Pratiwi ingin mengucapkan "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H. Minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir batin".
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar